Selamat Datang di Era Hijau

Selamat datang di era hijau. Mari menduniakan alam hijau ini selagi kita mampu.

Jagalah Warna Bumi Kita

Haruskah Bumi Kehilangan Warnanya?Kita rasa tidak. Mari kita jaga warna bumi kita agar tetap cerah.

Selamatkan Bumi, Selamatkan Hidup Kita

Dengan ikut menyelamatkan bumi, kita turut serta dalam menjaga kelangsungan hidup kita.

Jangan Sampai Kita Kehilangan Alam

Jangan sampai kita kehilangan alam kita. Jika kita kehilangan alam, tak ada yang berarti untuk kita wariskan kepada generasi mendatang.

Jagalah Alam

Jagalah Alam, jangan kau kotori. Jagalah alam, warisan generasi.

Maav ._.v

Saat rumah,dan lingkungan kami porak poranda,

Kemana kami harus mencari naungan?

Saat tanah yang kami pijak sudah sepanas bara api,

Kemana kami harus mencari kesejukan?

Ketika air,udara,dan tanah tak lagi bersahabat dengan kami,

Kemana lagi kami mencari penghidupan?

Salahkah kami?

Salahkah polah tingkah kami pada jagad ini?

Inikah luapan derita sang bumi renta?

Bagaimana kami dapat bertahan?

Bagaimana?

Salah kami

Ini memang salah kami

Salah anak Adam yang dengan rakus,tamak,dan pongah mengeksploitasi bumi

Tanpa kendali,tanpa toleransi

Tanpa berfikir kesakitan bumi

Oh...

Ma’afkan kami.. ma’afkan kami...


Ma’af...

Ring Of Fire

Ring of Fire.

Mendengar kata tersebut,mungkin yang terbayang di benak anda adalah perjalanan tour menyusuri berbagai pelosok daerah di Indonesia menggunakan sepeda motor yang yang baru-baru ini dilakukan oleh Youk Tanzil dan putranya Giovanni Tanzil beserta crew nya yang beberapa waktu lalu ditayangkan di salah satu stasiun tv swasta.

Namun Ring of Fire yang akan kita bicarakan kali ini,bukanlah petualangan keliling Indonesia tersebut. Melainkan Ring of Fire yang memiliki makna Sabuk Pasifik.

Ring of Fire atau yang biasa dikenal sebagai sabuk pasifik merupakan zona dimana terdapat banyak aktifitas sismik yang terdiri dari busur vulakanik dan parit-parit(palung) didasar laut yang rawan dengan bencana gempa dan gunung meletus yang mengelilingi cekungan Samudera Pasifik. Sebelum membahas lebih jauh mengenai Sabuk Pasifik,masih ingatkah anda pada kejadian gempa dan tsunami 11 Maret 2011 yang melanda Jepang? Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang disertai tsunami setinggi 10 meter tersebut mengakibatkan sebagian besar wilayah Jepang lumpuh total. Gempa dahsyat tersebut terjadi karena Jepang merupakan negara yang rawan terjadi bencana gempa yang disebabkan wilayah tersebut terletak pada zona Pacific Ring of Fire.

Kembali pada Sabuk Pasifik.

Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi tersebut, yang terbesar adalah yang terjadi di sepanjang Cincin Api.

Sabuk Pasifik ini menyusuri tepi Samudera Pasifik,dari Filipina ke Jepang,Semenanjung Kamchatka,Kepulauan Aleut,pantai barat Benua Amerika, menuju Selandia Baru,Kepulauan Samoa,Papua,dan bertemu dengan Sabuk Mediterania di Maluku.

Indonesia sendiri merupakan negara yang berada di jalur gempa dan gunung api atau bisa dikatakan,bahwa Indonesia hidup diatas Cincin Api. Sebuah gambaran betapa penduduk Indonesia sangat rawan ancaman bencana alam gempa bumi dan gunung meletus. Bahkan,akibat seringnya mengalami bencana alam,Indonesia mendapat julukan negeri seribu bencana alam.

Oleh sebab itu, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mempelajari tentang bencana alam menjadi suatu keharusan. Mengingat Indonesia berada dijalur Cincin Api atau Ring of Fire yang memungkinkan sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Selain belajar secara ilmiah(sains dan teknologi) kita juga harus belajar dari kerifan lokal mengenai bencana termasuk gempa dan gunung meletus.

-dew-

Kembalikan Rumah Kami !!

Terumbu karang sangat penting bagi ekosistem laut. Tanaman laut ini menjadi tempat hidup jutaan ikan dan biota lainnya. Sayangnya 70% terumbu karang yang ada di Jawa Timur dan perairan Indonesia rusak parah. Ironisnya perusaknya sebagian besar adalah para nelayan yang menggunakan bahan peledak untuk memudahkan dalam mencari ikan. Akibatnya,terumbu karang yang selama ini jadi habitat ikan rusak,dan para nelayan itu sediri terancam menuai kerugian perbuatan mereka itu.
Selain bahan peledak, pukat harimau, dan potassium, rusaknya terumbu karang juga disebabkan oleh jangkar kapal pada saat menepi. Pusaran air yang disebabkan oleh baling-baling kapal atau perahu motor juga menyebabkan rusaknya terumbu karang. Naiknya suhu rata-rata lautan akibat pemanasan global juga menjadi ancaman terhadap terumbu karang di seluruh dunia. Satu derajat celcius saja kenaikan suhu lautan terjadi, maka terumbu karang itu akan mengalami pemudaran warna, selanjutnya berwarna putih yang berarti mati.
Di Jawa Timur sendiri, kerusakan terumbu karang terparah terjadi di Kabupaten Sumenep. Pasalnya perilaku menangkap ikan di Sumenep masih banyak menggunakan bahan peledak.
Selain di Sumenep, di Situbondo dan Banyuwangi juga telah mengalami kerusakan parah. Indikatornya dapat dilihat dari keadaan pasirnya yang berwarna coklat, maka terumbu karang bisa dipastikan sudah rusak.
Selain di tempat-tempat tersebut, masih banyak spot karang di Indonesia yang mengalami kerusakan. Akibat jangka pendek dari kerusakan terumbu karang tersebut adalah terganggunya habitat ikan-ikan dan biota laut. Dan dalam jangka panjang,apabila kerusakan tersebut tidak segera ditanggulangi akan mengakibatkan punahnya spesies-spesies ikan dan biota laut yang tentunya akan sangat berdampak bagi kehidupan manusia sendiri.

Usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah dalam penanggulangan jangka panjang dari kerusakan terumbu karang adalah penanaman kembali dan konservasi area hidup terumbu karang. Seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu di wilayah pantai Baluran,Jawa Timur. Pemerintah dan masyarakat setempat bahu-membahu dan terus mengusahakan agar konservasi ini akan terus berlanjut dan tidak hanya sekali dua kali dilakukan. Diharapkan dari konservasi terumbu karang berkelanjutan ini,akan membuahkan hasil yang maksimal bagi kelestarian terumbu karang itu sendiri dan juga seluruh biota laut yang menggantungkan hidup dari lestarinya terumbu karang.

-dew-

Amarah

Terdengar olehku
Debur kemarahan samudera
Memecah kedamaian alam
Menghancurkan estetik jagad
Memporakporandakan estetik ini

          Dia geram
          Akan hiruk pikuk
          Dia geram
          Akan tingkat jahannam
          Apa yang dikandungya tlah porak poranda

Ulah manusia . . .
Ulah manusia . . .

          Maukah mereka mengakui ?
          Bertanggung jawab ?
          Meredam gemuruh amarah samudra ?

Zamrud Khatulistiwa


Zamud Khatulistiwa. Inilah gelar bagi Indonesia, negeri kaya alam yang kita banggakan karena kemegahan alam yang tersusun rapi. Hal yang menakjubkan banyak ditemui di negara berkepulauan luas nan hijau dan indah ini.

Indonesia sebuah negeri yang nyaman dengan pesona keanekaragaman alam dan budaya. Indonesia diberkahi alam yang indah dari sawah yang subur dengan terasering yang eksotik. Ada banyak hutan hujan tropis yang mewah di Sumatera, Kalimantan, atau padang rumput luas seolah tanpa batas si Tenggara.

Laut Indonesia menyimpan kekayaan luar biasa. Diperkirakan luas terumbu karang di dunia 284,300 km2. Indonesia mempunyai 18% terumbu karang dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi lebih dari 2500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2500 jenis moluska, 1500 jenis udang-udangan. 

Di bawah laut para ilmuwan menemukan ikan coelacanth prasejarah di Sulawesi Timur. Di Sulawesi Timur terdapat ratusan spesies ikan dan koral yang menakjubkan. Di Sumatera ditemukan ikan paedocypris progeneticani yang berukuran hanya sebesar nyamuk dengan panjang 7,9 mm,ad juga python reticulata yang memiliki panjang 10 m.

Selain itu beraneka jenis flora fauna hidup di Indonesia seperti komodo sebagai spesies kadal terbesar di dunia hidup di pulau Rinca, Flores, Gilimontong di NTT. Indonesia memiliki spesies hiu terbanyak di dunia yakni sebanyak 150 spesies hiu. Ada juga orang utan di Kalimantan, badak bercula di Jawa, anoa di Sulawesi, kerbau kerdil, burung kaka tua yang berjambul indah, juga ada burung cendrawasih di Papua yang seolah mencerminkan daya tarik pulau yang belum terjamah.

LA TANSA.

Indonesia merupakan habitat bunga terbesar di dunia yakni Raflesia Arnoldi yang hidup Bengkulu. Indonesia memiliki Biodiversity anggrek terbesar di dunia dengan 6000 jenis anggrek, mulai dari yang terbesar yaitu anggrek macan sampai yang terkecil seperti Taeniophyllum yang tidak beracun, termasuk anggrek hitam langka dan hanya terdapat di Kalimantan dan Papua. Indonesia juga memiliki berbagai jenis rempah-rempah, kayu beraroma dan beragam buah-buahan.

Melihat berbagai potensi alam Indonesia, tak salah jika negara kita mendapat julukan “Tanah Surga” dan “Zamrud Khatulistiwa”.

A'im Gitu Loh

“ Bu, itu kenapa?”  tanya A’im dengan rasa penasarannya.
Diam tanpa ada jawaban dari sang ibu yang sedang asyik ngobrol dengan sang ayah. A’im yang semakin penasaran dengan hal tersebut akhirnya kembali bertaya kepada ibunya.
“ Ibuuu,, A’im mau tanya?” ujar A’im dengan nada sedikit membentak.
“ Apa Sayang, A’im mau tanya apa sama ibu?”  jawab Ibu A’im yang  akhirnya menoleh ke hadapan
A’im yang duduk di kursi tengah sendrian dengan mocil ( sebutan boneka monyet kesayangan A’im)
“ Itu si pohon kenapa? Ko pada layu gitu? Si pohon enggak makan ia bu?” balas A’im dengan polosnya yang menunjuk ke arah hutan dari dalam mobil.
“Oh, jadi itu yag mau A’im tanyain. Pohon-pohon yang A’im lihat itu layu karena mereka disakiti sama om-om jahat A’im. Om-jahat itu menebang pohon-pohon sesuka mereka. Mereka juga memburu hewan-hewan yang ada disana A’im.” tutur ibu yang dengan bahasa kekanak-kanakan.
“Haaa ??? hewan? Berarti om-om jahat itu membunuh temen mocil donk bu?” sahut A’im terkejut
“ Ia A’im, ini tugas A’im untuk menjaga si pohon dan temen-temen A’im supaya mereka enggak punah.”  balasnya lagi.
“Awas yia, kalau A’im ketemu sama om-om yang jahat A’im cubit om-om jahat itu, kan kasihan temen-temen mocil, low mereka di bunuh, mocil maen ama sapa? Kasihan mocil.” jelas A’im dengan sifat kekanak-kanakannya.
“A’im A’im.” belai ibu A’im seraya tersenyum.
Sesampainnya di rumah, A’im yang belum genap berusia tiga tahun masih penasaran dengan apa yang diceritakan oleh ibunya tadi.
 “ Kalau pohon-pohon habis dan rusak, dan temen-temen mocil mati, A’im enggak punya temen lagi dong. Mulai saat ini, A’im harus jaga dan rawat tanaman yang ada di sekitar A’im.” gumam A’im sendiri di dalam kamar bersama teman kecilnya mocil.
A’im yang masih belum mengenyam pendidikan formal, sudah memiliki pemkiran layaknya orang dewasa. A’im kecil tumbuh dengan kecerdasan diatas teman seusiaya. Dinding kamarnya dipenuh dengan coretan-coretan kecil dan gambar tentang tumbuhan dan hewan. Ayah dan ibunya tak habis berfikir tentang kebiasaan baru A’im tersebut. Kebiasaan tersebut ternyata sudah tertular kepada A’im sejak ia umur 2 tahun.
Suatu ketika A’im diajak keluar oleh ibunya untuk pergi ke pasar yang terletak agak jauh dari rumah. A’im dan ibu A’im memutuskan untuk menaiki sepeda. A'im yang dibonceng ibunya, melihat segerombol orang sedang menebang pohon di pinggir jalan yang dilewatinya. Seketika itu juga A’im berteriak.
“Omm... jangan ganggu si pohon, kasihan mereka om” pinta A’im yang turun dari sepeda dan mendekati segerombol orang tersebut.
“A’im minta om, jangan ganggu meraka” pinta lagi A’im yang meneteskan air mata dan menarik-narik tangan dari orang tersebut.
Melihat kesedihan dan kepedulian A’im, akhirnya orang tersebut memutuskan untuk tidak melanjutkan pekerjaannya. Ibu A’im yang hanya melihat anaknya begitu nekatnya untuk menemui orang tersebut, hanya bisa terdiam terpaku melihat kegigihan anaknya itu. Keesokan harinya, sang surya telah siap menyambut hari baru.
“ A’im sarapan dulu sayang?” ketuk pintu kamar A’im oleh ibunya yang membawakan sepiring sarapan pagi dan susu hangat.
Setelah mengulagi beberapa kali, tetap saja tidak ada jawaban dari A’im, dengan rasa penasarannya, akhirnya ibu A’im memutuskan untuk membuka pintu kamar A’im yang ternta dalam keadaan tidak terkunci. Ternyata kamar A’im kosong tak berpenghuni dengan keadaan kamar yang tertata rapi. Perasaan khawatir mulai menghinggapi ibu A’im.Terlintas dalam benak ibu A’im bahwa A’im telah diculi oleh penculik anak. Perasaan gelisah terus menyelimuti ibu A’im. Tak lama kemudian terdengar suara nyanyian anak kecil dari luar jendela. Tanpa berfikir lama, ibu A’im pun langsung bergegas  menuju jendela. Tak habis fikir, ternyata A’im sedang asyik menyiram bunga di taman depan rumah dan ibu A’im memutuskan untuk keluar ruumah untuk  menemui A’im.
“Selamat pagi ibuuuu” ujar A’im dengan senyum manis yang teruarai dari bibir mungil A’im
“Pagi sayang (membalas senyum), A’im rajin banget sihh, pagi-pagi udah menyiram kakak bunga?” tanya Ibu A’im dengan senyum kecilnya.
“Ia bu, biar kakak bunga tumbuh sehat dan enggak mati. Nanti kalau kakak bunga mati, A’im enggak punya teman lagi donk buu” balas A’im dengan nadsa polosnya.
Mendengar jawaban A’im yang begitu polosnya, membuat hati sang ibu terketuk. Dalam benaknya anak yang baru berusia kurang dari tiga tahun memiliki kesadaran terhadap lingkungan sementara sang ibu hanya bisa duduk manis melihat A’im menyiram bunga. Kebiasaan baru A’im tersebut terus terulang hingga A’im tumbuh dewasa.
***
A’im dewasa tak jauh berbeda saat A’im asih berusia tiga tahun dulu. A’im tumbuh menjadi remaja yang peduli terhadap lingungan. Terbukti, di usianya yang sekarang, A’im telah menyabet berbagai trofi penghargaan tentang lingkungan. Mulai dari Great and Clean Enviroment, Healty enviroment, dan masih banyak lagi. Bahkan ia juga pernah menjadi duta lingkungan beberapa kali karena kepeduliannya terhadap lingkungan. Diumur A’im  yang belum menginjak  angka dua puluh tahun, ia telah menjadi mewakili  Indonesia dalam The Young Conferency of London tahun 2012 tentang Hari Hijau Sedunia. A’im terpilih menjadi duta Indonesia.
“I can stand up here, becouse I wanna show to the world about important we keep our enviroment from damaging. If no us, so who?” cetus A’im dalam salah satu pidatonya di London.
Seusai dari dari acara konferensi tersebut, A’im  mendapatkan banyak apresiasi luar biasa dari tamu undangan dari berbagai berbagai negara dan juga pejabat tingggi negara
“Meihat isi pidato kamu tadi saya sungguh terkesan, pasalnya usia anda yang masih terbilang muda, tapi kamu sudah memiliki pandangan yang luas tentang lingkungan hidup kedepannya. Lanjutkan terus” ungkap salah satu teman A’im.
“Iya, terima kasih. Semoga kedepannya saya bisa menjadikan dunia sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup” balas A’im dengan terenyum.
Dengan semangat yang tak pernah padam, A’im yang kini baru saja merampungkan kuliahnya dan memperoleh gelar sarjana, ingin merealisasikan impian sewaktu kecilnya dulu yaitu ingin memperbaiki dan memajukan sistem lingkungan yang ada di Indonesia. A’im menilai, ada beberapa sektor yang perlu diperbaiki dan faktor kesadaran dari masyarakat sendiri sangat mutlak diperlukan. Ditangan A’im, kini perekonomian dunia telah membuka mata bahwa begitu pentingnya kita merawat dan melindungi lingkungan. ^_^(Ahmad Addin Z.H.}

Lingkungan Juga Butuh Kebangkitan


Abad-21 yang lazim dikenal dengan abad pengetahuan ( knowledge age ), kehidupan berbangsa tentu dihadapkan pada tantangan yang berbeda jika dibandingkan dengan beberapa puluh tahun sebelumnya. Abad yang juga sering disebut sebagai era globalisasi ini telah menghadirkan sejumlah tantangan pembangunan diberbagai aspek kehidupan berbangsa, khususnya aspek lingkungan hidup.
            Misalnya saja masalah perambahan hutan, sampai Juni 2012 jumlahnya mencapai 30 juta hektar. Sedangkan pelepasan kawasan hutan oleh Kementerian Kehutanan di 22 propinsi mencapai 12 juta hektar. Sasaran pelepasan kawasan hutan ini adalah kawasan ekspansi perkebunan kelapa sawit dan tambang di Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Padahal berdasarkan analisis WALHI ( Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ), perusak utamanta bergerak disektor tambang dan pertambangan. WALHI juga berpendapat, permasalahan lingkungan hidup pada tahun 2013 tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, selama pemerintah terus mengutamakan kepentingan industri.
            Di tahun 2013 yang bertepatan dengan 105 tahun bangsa Indonesia melakukan pergantian paradigma perjuangan dari semua berebasiskan lokal dan kedaerahan ke paradigma perjuangan yang berbasiskan kebangsaan. Kementerian Lingkungan Hidup melakukan penerapan sangsi administrasi berupa teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin, dan pencabutan izin perusahaan pertambangan yang dilakukan dalam upaya penegakan hukum lingkungan. Upaya ini terkait dengan masalah pembuangan limbah dan dampak pada pH air dan kualitas udara ambient.
            Selain melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, peran aktif dari masyarakat dan generasi muda juga berpengaruh terhadap keberhasilan upaya pelestarian dan pengawasan terhadap lingkungan. Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat antara lain, menanam pohon dilingkungan sekitar tempat tinggal, menghemat penggunaan air tanah, dan daur ulang limbah-limbah yang sulit terurai.
            Dan momen Kebangkitan Nasional ini sudah seharusnya dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan dan memperbaiki upaya-upaya pelestarian yang telah dilakukan menuju kearah yang lebih baik, dan dampak yang lebih besar bagi kehidupan masyarakat.

Dia Sekarat



Bumiku sedang sekarat kini
Menangis,memelas derita
Bumiku banjir awan duka
Dia meratap sayu
Mengeluh sakit disiksa anak adam
Terus dan terus menerus

Dia tertusuk hingga ulu hati
Hingga ke batas lempeng tulang
Dia berharap anak adam sadar
Ia ingin mereka bangun
Bangun dari tidur panjang
Yang membutakan hati mereka
Bumiku berdo'a
Agar manusia
Tetap Menjaganya
Agar Ia tak sekarat
Hingga saat yang tepat

Pendidikan Hijau Terapan ? Pentingkah ?

Alam adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Jika alam kita tak lagi terawat, maka begitu pula dengan nasib makhluk yang hidup di dalamnya. Untuk itu, dibutuhkan pengenalan dan penanaman sikap kealaman di berbagai bidang.Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan.  Sekarang, berbagai kurikulum diterapkan, pelajaran - pelajaran baru diwacanakan. Indonesia pun tak luput untuk menerapkan berbagai inovasi baru dalam bidang pendidikannya.
Salah satu dari inovasi terbaru di Indonesia adalah diintegrasikannya masalah lingkungan hidup dalam berbagai mata pelajaran yang lain. Contohnya : Dalam Bahasa Indonesia, murid diberi tugas untuk menuangkan idenya tentang lingkungan dalam berbagai bentuk, mulai cerpen,puisi,poster,dan karya ilmiah. Pelajaran lain pun tak ingin ketinggalan, Biologi, dalam teorinya  ikut memberikan tentang pengertian lingkungan, cara menyelamatkan lingkungan, dan masih banyak teori lainnya. Bahkan, di beberapa sekolah diajarkan pelajaran PLH ( Pendidikan Lingkungan Hidup) kepada siswa.
Namun, pertanyaan utama kita apakah seluruh hal yang diajarkan kepada siswa itu dapat berpengaruh pada kehidupan nyata? Jika tidak, apakah tidak rugi teori - teori yang diajukan selama ini? Padahal kita membutuhkan praktik nyata dari generasi penerus bangsa ini untuk menyelamatkan lingkungan kita yang hampir kehilangan tajinya.
Untuk itu, alangkah lebih baiknya bila pengintegrasian lingkungan hidup dalam bidang pendidikan lebih menanamkan pada praktik dan tidak melulu menyuapi siswa-siswinya menggunakan teori - teori yang terkadang dianggap oleh siswa sebagai angin kabar yang tak perlu diperhatikan. Sehingga nama pelajarannya adalah PLT(Pendidikan Lingkungan Terapan)
Semoga, tulisan singkat ini dapat menjadi sebuah pertimbangan bagi kita semua untuk semakin menghijaukan alam kita

Mengabdi Kepada Bumi, Mengapa Tidak?


          Mengabdi untuk bumi ? Sebelum kita lebih jauh membicarakannya, mari kita kaji terlebih dahulu apa arti kata "Mengabdi" itu sendiri.Kita semua tau bahwasanya manusia diciptakan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi.  Untuk menjadi seorang pemimpin itu membutuhkan pengabdian dan dedikasi yang tinggi dengan apa yang kita pimpin. Sejauh ini bisa dikatakan bahwa "Mengabdi" berarti "menghambakan diri" namun tidak dalam pengertian yang mutlak. Maksudnya, "Mengabdi" bukan bisa diartikan kita menghambakan diri sepenuhnya, akan tetapi kita mencoba untuk "menghambakan" kebaikan dan kemampuan kita
pada sesuatu yang kita pimpin namun tidak dalam artian mutlak
           Sebenarnya untuk "sekedar" mengabdi pada bumi bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Karena, mengabdi memanglah menjadi tugas kita semua sebagai manusia. Tuhan telah menciptakan bumi dengan alam semesta yang terbentang luas bukan tanpa maksud dan tujuan. Mari kita kutip salah satu ayat dalam Al-Quran "Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah" ( QS. Ad-Dzariyat : 56 ). Nah sudah jelas kan apa sebenarnya maksud dan tujuan Tuhan menciptakan kita semua, yakni untuk beribadah kepada-Nya. Beribadah itu bisa juga kita lakukan dengan berbuat baik. Berbuat baik kepada sesama juga lingkungan sekitar. 
            Sebagai bentuk pengabdian dan bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan karena telah menciptakan kita sebagai manusia,  mari kita mengabdi pada "Bumi" dengan berbuat baik kepadanya, kita jaga supaya dia tetap "sehat", kita rawat dia ketika dia "sakit", dan kita lindungi dia dari "penjahat-penjahat" yang menyakitinya. Dengan sedikit kebaikan yang kita lakukan untuk bumi, mungkin bumi akan tersenyum melihat kita. Mulailah kebaikan itu dengan hal kecil. Seperti membuang sampah pada tempat sampah, memakai listrik dengan bijaksana, tidak membuang-buang air bersih, menanam pohon, dan masih banyak kebaikan yang bisa kita lakukan pada bumi tercinta. So, mari kita mengabdi untuk bumi untuk ciptakan kedamaian dimasa depan. (MRA~)

Selamat Datang di Era Hijau


Era Hijau adalah sebuah weblog yang bertujuan untuk mengungkap berbagai permasalahan dan hal-hal yang berhubungan dengan alam sekitar kita dan menduniakan alam hijau. Alam sekitar kita tentunya harus kita jaga keberadaannya agar selalu ada.

Dalam blog Era Hijau ini kita akan membahas berbagai hal yang berkaitan dengan keindahan alam sekitar, cara untuk menjaga alam, dan lain sebagainya. Jadi, nantikan kabar selanjutnya dari Era Hijau, Alam Hijau Mendunia. (eht-->hmps-ti.unikama)