Selamat Datang di Era Hijau

Selamat datang di era hijau. Mari menduniakan alam hijau ini selagi kita mampu.

Jagalah Warna Bumi Kita

Haruskah Bumi Kehilangan Warnanya?Kita rasa tidak. Mari kita jaga warna bumi kita agar tetap cerah.

Selamatkan Bumi, Selamatkan Hidup Kita

Dengan ikut menyelamatkan bumi, kita turut serta dalam menjaga kelangsungan hidup kita.

Jangan Sampai Kita Kehilangan Alam

Jangan sampai kita kehilangan alam kita. Jika kita kehilangan alam, tak ada yang berarti untuk kita wariskan kepada generasi mendatang.

Jagalah Alam

Jagalah Alam, jangan kau kotori. Jagalah alam, warisan generasi.

Maav ._.v

Saat rumah,dan lingkungan kami porak poranda,

Kemana kami harus mencari naungan?

Saat tanah yang kami pijak sudah sepanas bara api,

Kemana kami harus mencari kesejukan?

Ketika air,udara,dan tanah tak lagi bersahabat dengan kami,

Kemana lagi kami mencari penghidupan?

Salahkah kami?

Salahkah polah tingkah kami pada jagad ini?

Inikah luapan derita sang bumi renta?

Bagaimana kami dapat bertahan?

Bagaimana?

Salah kami

Ini memang salah kami

Salah anak Adam yang dengan rakus,tamak,dan pongah mengeksploitasi bumi

Tanpa kendali,tanpa toleransi

Tanpa berfikir kesakitan bumi

Oh...

Ma’afkan kami.. ma’afkan kami...


Ma’af...

Ring Of Fire

Ring of Fire.

Mendengar kata tersebut,mungkin yang terbayang di benak anda adalah perjalanan tour menyusuri berbagai pelosok daerah di Indonesia menggunakan sepeda motor yang yang baru-baru ini dilakukan oleh Youk Tanzil dan putranya Giovanni Tanzil beserta crew nya yang beberapa waktu lalu ditayangkan di salah satu stasiun tv swasta.

Namun Ring of Fire yang akan kita bicarakan kali ini,bukanlah petualangan keliling Indonesia tersebut. Melainkan Ring of Fire yang memiliki makna Sabuk Pasifik.

Ring of Fire atau yang biasa dikenal sebagai sabuk pasifik merupakan zona dimana terdapat banyak aktifitas sismik yang terdiri dari busur vulakanik dan parit-parit(palung) didasar laut yang rawan dengan bencana gempa dan gunung meletus yang mengelilingi cekungan Samudera Pasifik. Sebelum membahas lebih jauh mengenai Sabuk Pasifik,masih ingatkah anda pada kejadian gempa dan tsunami 11 Maret 2011 yang melanda Jepang? Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang disertai tsunami setinggi 10 meter tersebut mengakibatkan sebagian besar wilayah Jepang lumpuh total. Gempa dahsyat tersebut terjadi karena Jepang merupakan negara yang rawan terjadi bencana gempa yang disebabkan wilayah tersebut terletak pada zona Pacific Ring of Fire.

Kembali pada Sabuk Pasifik.

Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi tersebut, yang terbesar adalah yang terjadi di sepanjang Cincin Api.

Sabuk Pasifik ini menyusuri tepi Samudera Pasifik,dari Filipina ke Jepang,Semenanjung Kamchatka,Kepulauan Aleut,pantai barat Benua Amerika, menuju Selandia Baru,Kepulauan Samoa,Papua,dan bertemu dengan Sabuk Mediterania di Maluku.

Indonesia sendiri merupakan negara yang berada di jalur gempa dan gunung api atau bisa dikatakan,bahwa Indonesia hidup diatas Cincin Api. Sebuah gambaran betapa penduduk Indonesia sangat rawan ancaman bencana alam gempa bumi dan gunung meletus. Bahkan,akibat seringnya mengalami bencana alam,Indonesia mendapat julukan negeri seribu bencana alam.

Oleh sebab itu, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mempelajari tentang bencana alam menjadi suatu keharusan. Mengingat Indonesia berada dijalur Cincin Api atau Ring of Fire yang memungkinkan sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Selain belajar secara ilmiah(sains dan teknologi) kita juga harus belajar dari kerifan lokal mengenai bencana termasuk gempa dan gunung meletus.

-dew-

Kembalikan Rumah Kami !!

Terumbu karang sangat penting bagi ekosistem laut. Tanaman laut ini menjadi tempat hidup jutaan ikan dan biota lainnya. Sayangnya 70% terumbu karang yang ada di Jawa Timur dan perairan Indonesia rusak parah. Ironisnya perusaknya sebagian besar adalah para nelayan yang menggunakan bahan peledak untuk memudahkan dalam mencari ikan. Akibatnya,terumbu karang yang selama ini jadi habitat ikan rusak,dan para nelayan itu sediri terancam menuai kerugian perbuatan mereka itu.
Selain bahan peledak, pukat harimau, dan potassium, rusaknya terumbu karang juga disebabkan oleh jangkar kapal pada saat menepi. Pusaran air yang disebabkan oleh baling-baling kapal atau perahu motor juga menyebabkan rusaknya terumbu karang. Naiknya suhu rata-rata lautan akibat pemanasan global juga menjadi ancaman terhadap terumbu karang di seluruh dunia. Satu derajat celcius saja kenaikan suhu lautan terjadi, maka terumbu karang itu akan mengalami pemudaran warna, selanjutnya berwarna putih yang berarti mati.
Di Jawa Timur sendiri, kerusakan terumbu karang terparah terjadi di Kabupaten Sumenep. Pasalnya perilaku menangkap ikan di Sumenep masih banyak menggunakan bahan peledak.
Selain di Sumenep, di Situbondo dan Banyuwangi juga telah mengalami kerusakan parah. Indikatornya dapat dilihat dari keadaan pasirnya yang berwarna coklat, maka terumbu karang bisa dipastikan sudah rusak.
Selain di tempat-tempat tersebut, masih banyak spot karang di Indonesia yang mengalami kerusakan. Akibat jangka pendek dari kerusakan terumbu karang tersebut adalah terganggunya habitat ikan-ikan dan biota laut. Dan dalam jangka panjang,apabila kerusakan tersebut tidak segera ditanggulangi akan mengakibatkan punahnya spesies-spesies ikan dan biota laut yang tentunya akan sangat berdampak bagi kehidupan manusia sendiri.

Usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah dalam penanggulangan jangka panjang dari kerusakan terumbu karang adalah penanaman kembali dan konservasi area hidup terumbu karang. Seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu di wilayah pantai Baluran,Jawa Timur. Pemerintah dan masyarakat setempat bahu-membahu dan terus mengusahakan agar konservasi ini akan terus berlanjut dan tidak hanya sekali dua kali dilakukan. Diharapkan dari konservasi terumbu karang berkelanjutan ini,akan membuahkan hasil yang maksimal bagi kelestarian terumbu karang itu sendiri dan juga seluruh biota laut yang menggantungkan hidup dari lestarinya terumbu karang.

-dew-